puisi brengsek

Kebrengsekannya tidak mengurangi pemaknaan. Mereka hanyalah perkebunan kata-kata, yang kadang rimbun kadang kering, tergantung musim dan kecocokan pupuk.

Senin, Oktober 25, 2010

resign 2

Kusampaikan doa dengan layang-layang bergambar Mesjid Istiqlal,
Siapa Tahu Malaikat familiar sehingga mudah meneruskan,

Kusangga dengan seutas senar yang tak mampu ciptakan desah nada erotis,
Kuharap Tuhan lebih suka dan lalu mengabulkan.

Aku tunggu layang-layang pulang dengan beribu hadiah,
Tak membawa mendung yang ahir2 ini menggelayut di atas kepala tak henti menakar nasib.
dimamahbiaki burahol di 02.13.00 Tidak ada komentar:
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

mencari

yang sudah - sudah

  • ►  2008 (44)
    • ►  Mei (11)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  September (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  November (3)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2009 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Desember (1)
  • ▼  2010 (7)
    • ►  Januari (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  September (1)
    • ▼  Oktober (1)
      • resign 2
    • ►  November (1)
  • ►  2011 (12)
    • ►  Februari (1)
    • ►  April (1)
    • ►  November (5)
    • ►  Desember (5)
  • ►  2012 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (6)
    • ►  April (6)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)

teman - teman

  • Sinaran
  • precious world in my ordinary life
  • Lights Will Guide You Home ...
  • PUISI DALAM WAKTU
  • the afternoon swings
  • Listya
  • Siska Suryani
  • Di Balik Awan
  • hitam :: jingga
  • Ordinary people
  • A.M Arifin
  • It's me...Fani...
  • Anggiara
  • abahsangpenyamunyangjarangmanyun
  • Linkbee: http://mmugnitaufik.blogspot.com
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.