Kamis, Juli 09, 2015

Untuk Gerangan

Kau yg mencerahkan pagi dan menggemberikan senja..
Yang mengantar siang menjadi tawa..
Kau selalu membuat sepi tak punya kawan..
Yang selalu singkirkan galau ke tepi jurang
Kau bunga yang tak pernah absen dalam gembiranya petang..
Dan kini selalu kutunggu di tengah lelah
Manis,
Jangan lah kau hiraukan onggokan limbah tak bertuan..
Atau secuil kerikil dalam padang kebahagiaan..
Apalagi kotoran musang di ranumnya rasa.
Kekasih,
Ku singgahi kau di belakang rumah rindu..

Jumat, April 26, 2013

Emsi

Ku terjaga didepan kantor camat sebelah selokan,
Mungkin mimpi, tapi nyata hampa rasanya.

Kau tampak tertegun di meja pendaftaran transmigrasi.
Penuh sesak dan semrawutan. Tapi kau tetap manis menjaga senja.

Aku berdiri disamping gudang yang riang menampung kalut.
Namun kau tetap tenang menata rasa.
Sedang hari selalu setia menunggu masa depan

cafetaria

Aku terdampar di suatu negeri dongeng berjudul harapan
sedang kau serupa jingga yang nampak di timbunan rindu

aku terkurung dalam babak senja yang tampak murung sejak pagi
dan kau sadarkan angan yang lama tak sadarkan diri

lalu ku baca jalan cerita yang tak pernah kusentuh lagi
ternyata ia tampak rumit, terjal dan berkelok-kelok

manis,
kuserahan kepadamu serangkai cerita berserakan yang kurus tak tak terurus
kuharap kau torehkan kisah angan hingga ujung peradauan

Frustasi 2

Aku terdekap mentari dalam cemas yang berkeliaran
Mereka bergerombol dan tak tahu sopan santun

Nona manis,
Kau 1001 pesona dalam rindu yang menguning
Aku mencintaimu dalam rasa yang berlebih
Peluklah aku hingga mati

Pejam

Asap kopi ini matamu
Menusuk rusuk injak injak isi kepala yang tak berpenghuni

Gerimis ini senyumu,
Memukul-mukul kesadaran menyeruak nalar yang sempat tak bernyawa

Senja ini adalah kau
Antarkan dua setengah kilogram rindu yang tidak sempat ditawar