puisi brengsek

Kebrengsekannya tidak mengurangi pemaknaan. Mereka hanyalah perkebunan kata-kata, yang kadang rimbun kadang kering, tergantung musim dan kecocokan pupuk.

Kamis, Desember 15, 2011

sebaya

Kau menyelinap di setiap senja yang tak henti bersolek.

Saat malam masih sibuk dalam tahap persiapan,
Aku terpana dalam hiruk pikuk rasa yang tak beraturan.

Kau adalah pesona pada senja yang mulai menarik diri.
Sedang malam sepertinya mempersulit diri untuk segera hadir,

dan Aku mulai terhasut dalam rindu yang mulai mengolok-olok.
Manis, tolonglah usir mereka sesegera mungkin.
dimamahbiaki burahol di 11.09.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

mencari

yang sudah - sudah

  • ►  2008 (44)
    • ►  Mei (11)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  September (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  November (3)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2009 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2010 (7)
    • ►  Januari (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  November (1)
  • ▼  2011 (12)
    • ►  Februari (1)
    • ►  April (1)
    • ►  November (5)
    • ▼  Desember (5)
      • peron 3
      • dini hari
      • kelasik
      • puing - puing
      • sebaya
  • ►  2012 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (6)
    • ►  April (6)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)

teman - teman

  • Sinaran
  • precious world in my ordinary life
  • Lights Will Guide You Home ...
  • PUISI DALAM WAKTU
  • the afternoon swings
  • Listya
  • Siska Suryani
  • Di Balik Awan
  • hitam :: jingga
  • Ordinary people
  • A.M Arifin
  • It's me...Fani...
  • Anggiara
  • abahsangpenyamunyangjarangmanyun
  • Linkbee: http://mmugnitaufik.blogspot.com
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.